Sabtu, 25 Desember 2010

Pendidikan kaum Miskin

Kegagalan total dari usaha pemerintah untuk memperbaiki pendidikan kaum miskin ini, terlepas dari mahalnya biaya pendidikan, hal ini sebabkan oleh tiga hal, yaitu :
1. Anggaran yang telah di berikan oleh pemerintah tidak cukup untuk memperbaiki prestasi anak-anak berdasarkan suatu patokan yang dapat di ukur.
2. Uang tersebut tidak dipakai secara tepat, maksudnya di butuhkan kurikulum lain, administrasi yang lebih baik, konsentrasi dana lebih jauh pada anak-anak yang miskin.
3. Situasi yang tidak menguntungkan di bidang pendidikan yang dialami oleh kaum miskin tidak bisa diatasi dengan mengandalkan pendidikan di sekolah.
Alasan pertama benar sejauh uang tersebut di salurkan melalui anggaran sekolah. Uang tersebut memang di pakai oleh sekolah-sekolah yang menampung kebanyakan anak yang tidak beruntung, tetapi ternyata tidak di pakai bagi anak-anak miskin itu sendiri. Anak – anak yang menjadi sasaran bantuan uang tersebut hanya sekitar setengah dari anak yang bersekolah di sekolah-sekolah yang menambah subsidi federal pada anggaran mereka. Jadi, uang tersebut dipakai untuk perawatan gedung, pengajaran dan seleksi peran sosial, dan juga pendidikan. Semuanya terkait erat dengan bangunan fisik, kurikulum, guru, pegawai, dan komponen-komponen kunci lainnya dari sekolah-sekolah ini, dan karena itu sudah ada dalam anggaran mereka.
Tambahan dana memungkinkan sekolah meningkatkan kepuasan secara tidak proporsional bagi anak-anak lebih kaya tetapi yang tidak beruntung, hanya karena mereka bersekolah bersama dengan anak-anak miskin. Paling-paling hanya segelintir uang yang di maksudkan untuk memperbaiki keadaan yang tidak menguntungkan dari seorang anak miskin dalam hal pendidikan, betul-betul sampai pada anak yang bersangkutan melalui anggaran sekolah tersebut
Hal yang sama juga bisa terjadi dengan alasan ke dua bahwa uang tersebut tidak di gunakan secara tepat. Tetapi bahkan ketidaktepatan yang luar biasa dalam penggunaan uang tersebut tidak ada apa-apanya di bandingkan dengan ketidaktepatan di sistem sekolah. Menurut strukturnya sendiri sekolah tidak mau memperlakukan sacara istimewa anak-anak yang tidak beruntung.
Pada sekolah yang mempunyai kualitas yang sama, seorang anak dari keluarga miskin tidak bisa mengejar anak dari keluarga kaya. Bahkan kalaupun mereka berada di sekolah yang kualitasnya dan sama-sama mulai pada usia yang sama, anak dari keluarga miskin tetap tidak mempunyai kesempatan pendidikan yang sama sebagaimana di alami begitu saja oleh anak dari keluarga kelas menengah. Keuntungan-keuntungan yang di nikmati anak dari keluarga kelas menengah meliputi percakapan dan buku-buku rumah sampai pada liburan dan rasa percaya diri. Dan ini berlaku, bagi anak yang mengalaminya, baik di sekolah maupun di luar sekolah. Karena itu murid yang miskin pada umumnya akan ketinggalan kalau mereka tergantung pada sekolah demi mencapai kemajuan atau demi memperoleh pedidikan. Kaum miskin membutuhkan dana unntuk memungkinkan mereka belajar, dan bukan untuk sekedar memperoleh sertifikat bahwa kekurangan-kekurangan mereka yang konon tidak ada bandingannya itu telah di perbaiki